Guru Dan Siswa

Belajar ilmu, belajar kehidupan.

Kita Belajar

Belajar Asyik tanpa boring, belajar kreatif tanpa miskin inisiatif

Belajar Di Mana Saja

Semua sudut di alam semesta bisa menjadi tempat belajar. Belajar dengan siapapun dan dari siapapun

Laci Administrasi

Kelengkapan administrasi bagi guru salah satu faktor mempermudah tujuan pembelajaran

Saturday, 3 December 2022

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.3 CGP

 

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.3 DENGAN MODEL 4F

 

VISI GURU PENGGERAK

Oleh : Nur Muarifah

CGP Kabupaten Brebes Kelas 7.146 


Perjalanan diklat calon guru penggerak telah sampai pada modul 1.3. yaitu tentang visi guru penggerak. Kita sering membaca sebuah visi. Entah visi sebuah organisasi, perusahaan, komunitas dan tentu sekolah masing-masing. Beruntung saya berkumpul bersama para CGP saat ini. Masing-masing CGP sangat visioner dengan visi yang disebutkan masing-masing CGP. Dan semakin terasa luar biasa ketika bertemu dalam lokakarya 1. Saling sharing tentang modul visi yang ternyata hampir dirasakan bersama bahwa menarasikan sebuah visi ternyata gampang-gampang susah. Tetapi dengan bimbingan fasilitator dan dalam ruang diskusi elaborasi semakin memberi pencerahan untuk menentukan visi hingga prakarsa perubahan.

Dalam modul ini ada banyak pembelajaran dan manfaat yang didapat untuk melangkah menjadi guru penggerak. Visi sangat memberi pengaruh besar. Pernahkah mencoba menuliskan mimpi-mimpi di note yang ditempel di dinding kamar? Seberapa besar efeknya bagi pemilik mimpi? Yang sudah mencoba pasti bisa menjawabnya. Ya, efeknya dapat membuat si pemilik mimpi terus berusaha menggapainya. Tulisan-tulisan itu mengingatkan bahwa ada yang ingin dicapai. Karena itu visi perlu dinarasikan sebagai rumusan apa yang ingin dicapai.

Jika visi telah ditentukan. Tentu tidak berhenti disitu. Bagaimana mungkin mimpi bisa terwujud jika tak dilakukan setiap jalur langkah yang harus dilakukan. Diperlukan prakarsa perubahan sebagai langkah berikutnya untuk menentukan arah pencapaian mimpi. Buah pikiran diturunkan disini atau inisiatif untuk mengembangkan ke dalam kegiatan yang dapat menjadi sebuah perubahan.

Prakarsa perubahan yang telah ditentukan diejawantahkan ke dalam detail langkah nyata. Hal ini bisa dipermudah dengan Inkuiri Apresiatif. 

Melalui Inkuiri Apresiatif kemudian dilanjutkan pada tahapan ATAP (Awali/Aset, Tantangan, Aksi, Pembelajaran) dan BAGJA ( B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, A-tur eksekusi). Tahapan ini mempermudah pelaksanaan kegiatan yang sudah dibuat dalam prakarsa perubahan.

Setelah memahami visi, prakarsa perubahan, tahapan ATAP dan BAGJA. Maka selanjutnya saya membuat visi sebagai guru penggerak yaitu, “mewujudkan siswa  yang beriman taqwa dan berakhlak mulia, mandiri dan kreatif, berintegritas, nasionalis serta berwawasan teknologi”. Dengan visi tersebut prakarsa perubahan yang ingin saya lakukan adalah melaksanakan pembelajaran BTQ untuk meningkatkan kemampuan baca Quran siswa. Dengan membentuk tim semoga kegiatan ini memberi manfaat dalam peningkatan kemampuan baca Quran siswa sebagai implementasi visi siswa yang beriman takwa dan berakhlak mulia.

 

Friday, 25 November 2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN CGP MODUL 1.2

 

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN CALON GURU PENGGERAK 

MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Tanggal 12 Nopember-25 Nopember  2022

Oleh : NUR MUARIFAH

CGP Angkatan 7 kelas 7.146

Mempelajari nilai dan peran guru penggerak menjadi sebuah tahapan dalam diklat calon guru penggerak. Nilai dan peran guru penggerak yang sesuai dengan pemikiran KHD artinya seorang guru dalam melakukan pembelajaran harus berpihak kepada murid, mampu berkolaborasi dengan orang lain, terus berinovasi dalam menggunakan metode-metode pembelajaran guna menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Guru penggerak harus memiliki kemandirian, dengan rasa percaya diri mengembangkan kompetensi diri sebagai guru. Guru juga perlu terus berrefleksi terhadap pembelajaran. Untuk bekal introspeksi, menerima umpan balik sehingga perbaikan-perbaikan terus dilakukan.

Guru berperan aktif untuk melibatkan murid sebagai subjek belajar. Saat ini metode berceramah yang monoton tidak lagi selalu relevan. Kesempatan murid berperan aktif diberikan oleh guru melalui pengemasan kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan strategi. Guru berperan menuntun dan membimbing murid menemukan pengetahuan yang bermanfaat bagi murid. Menuntun mengembangkan potensi kodrat masing-masing murid sehingga terasahlah potensi yang dimilikinya. Murid diapresiasi setiap karya dan perubahan baiknya. Serta dituntun untuk mengenali kelemahannya. Agar kelemahannya tidak menghambat kesuksesannya kelak.

Kemandirian dan inovasi bagi guru juga suatu hal mendasar yang harus dimiliki oleh guru. Secara mandiri berinisiatif menambah wawasan baik melalui melanjutkan pendidikan, diklat, workshop. Seminar atau webinar. Mengikuti perkembangan zaman yang saat ini semua serba digital. Guru pun perlu menyesuaikan diri. Meningkatkan wawasan digitalnya sebagai wujud memahami kodrat zaman. Kodrat zaman murid saat ini berbeda dengan pendidikan terdahulu. Karena itu guru tak boleh berhenti belajar. Terus belajar sepanjang hayat masih di kandung badan.

Berkolaborasi juga nilai yang tidak boleh ditinggalkan. Jika menginginkan sebuah ketercapaian suatu tujuan maka bekerja sama, saling ketergantungan positif mempercepat dan memperkuat sebuah perubahan.  Selanjutnya kegiatan refleksi, merupakan upaya seorang guru mengenali kekurangan diri sebagai guru dalam menyampaikan suatu metode pembelajaran. Jika dirasa ditemukan banyaknya kekurangan dan kelemahan maka refleksi sebagai sarana mencari formula terbaik pembelajaran.

Untuk menuju sebuah perubahan memang tidak nyaman, jika masih dalam zona nyaman maka artinya tidak berubah. Guru penggerak adalah pelopor perubahan. Sebuah perubahan akan bisa menjadi kebiasaan baru jika dilakukan dengan konsisten, istikomah, berkelanjutan dan terus menerus. Melalui konsistensi penerapan kebiasaan positif yang dibawa dan dilakukan seorang guru penggerak maka diharapkan setiap murid mendapat bimbingan yang optimal mecapai keselamatan dan kebahagian.

 

Friday, 18 November 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

             

Saya selama ini mengalami kesulitan menggerakkan anak-anak dalam memiliki kesadaran intrinsik pembiasaan positif bertingkah laku yang baik. Mencoba menuntun anak-anak belajar supaya memiliki kepribadian yang berkarakter. Kesulitan ini muncul menuntut diri berpikir apa yang salah dengan cara pembelajaran saya. Atau apa yang keliru dari diri sebagai guru selama ini hingga anak-anak masih belum memiliki kesadaran diri merubah pada kebiasaan baik. Saya juga berusaha mencari tahu apakah guru-guru yang lain seperti saya?

             Yang saya rasakan sebelum memahami materi nilai dan peran guru penggerak, saya merasa seperti sendirian mengalami kesulitan dan bertanya-tanya bagaimana cara menggerakkan anak-anak untuk mau berubah lebih baik. Namun setelah mempelajari modul ini dan berdiskusi dengan instruktur  atau pun teman yang lain saya tidak merasa sendirian. Saya belajar setahap demi setahap. Butuh kerja sama orang tua, warga sekolah dan lingkungan yang mendukung. Dan yang terpenting bahwa saya tidak sendirian, jadi...keep spirit!

              Setelah saya belajar dan berdiskusi, masukan-masukan membuat saya terbuka pada tantangan kesulitan menggerakkan anak-anak. Kesulitan adalah sebuah seni paksaan untuk belajar mencoba hal baru. Kondisi seringkali membuat kita berpikir mencari solusi. Keadaan memaksa diri berubah jika ingin hidup lebih baik. Kesulitan sesungguhnya mendatangkan kemudahan. Dan dari kondisi sulit seringkali muncul ide kreatif, inovasi dan upaya baru yang pada akhirnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sebagai guru penggerak guru perlu memiliki peran diantaranya :

1.      Berpihak kepada murid

2.      Berkolaborasi

3.      Mandiri

4.      Inovatif

5.      Reflektif

Dengan penuh semangat, dan penuh pengharapan saya akan mencoba menncari tahu peran guru yang seperti apa yang dibutuhkan untuk mengefektifkan nilai dan guru yang lain, memulai dari diri sendiri, memiliki daya lenting yang tinggi pada saat menemukan kesulitan, memiliki fleksibiltas bergerak pada berbagai kondisi, menggerakkan atau mengajak orang yang paling dekat, menggerakkan komunitas praktisi hingga konsisten menjalankan pembiasaan positif selama 21 hari.

Salam Guru Penggerak

Semoga  Istikomah, tetap semangat dan bergerak lebih baik.




 

Monday, 7 November 2022

JURNAL REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TUGAS CGP

 JURNAL REFLEKSI FILOSOSFI PENDIDIKAN PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

TUGAS CGP 

MODUL 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1



Membahas tentang belajar tentu kita pernah mendengar prinsip belajar sepanjang zaman, sepanjang hidup, dari lahir hingga yang liang kubur, minal Mahdi Ilal lahd, terus-menerus sepanjang hayat dikandung badan. Melalui prinsip inilah perjalanan belajar akhirnya dipertemukan dengan pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Sebelum lebih jauh kita tengok kembali ingatan-ingatan pada saat di kelas atau di sekolah dulu. Bagaimana suasananya? lalu hal apa yang paling membekas dalam ingatan-ingatan kita suasana sekolah atau kelas saat itu?. Suasana belajar sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya seorang anak.Mengingat hal itu menjadikan ingatan kembali menjadi murid yang duduk mendengarkan, saat ada yang tak paham takut bertanya, saat ingin mencoba takut kelir, murid yang pasif,mungkin bagi sebagian murid mengatakan kelasnya membosankan dan tidak menarik. Lebih luas lagi pendidikan didikte oleh sentralistik kurikulum, materi ujian hingga sistem evaluasi yang telah ditentukan oleh pusat atau daerah membuat pendidikan menjadikan murid tidak merdeka. Belum lagi para guru-guru yang mengajarkan materi dengan cara yang tidak komunikatif tentu hal ini memberi dampak suasana kelas yang tidak menyenangkan.


Di dalam filosofi pendidikan berdasarkan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara membuka wawasan bahwa pendidikan mesti berpihak atau berpusat kepada murid. Kelas diusahakan didesain menyenangkan,interaktif, yang memberikan kesempatan yang besar kepada murid untuk mencoba hal baru tanpa takut salah dan memberi kesempatan pada murid melakukan penemuan-penemuan yang membuat puas dan menjawab rasa ingin tahu.

Dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa setiap anak memiliki kekuatan kodrat yang dibawa semenjak lahir, kekuatan kodrat inilah yang perlu dipengaruhi oleh prinsip-prinsip baik nilai(value), pengetahuan(kognitif), keterampilan atau skill hingga seni termasuk di dalamnya.

Semua itu (nilai pengetahuan skill dan seni) merupakan bagian yang ada di dalam pendidikan dan pengajaran. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah memberikan tuntunan kepada seluruh atau segala kodrat yang ada pada murid berupa kodrat keadaan kodrat alam kodrat zaman agar berkembang optimal sehingga bisa menjadi manusia yang merdeka, selamat dan bahagia.

Maksud manusia yang merdeka adalah manusia yang hidupnya secara lahir dan batin tidak tergantung kepada orang lain ia memiliki kekuatan sendiri di dalam menentukan tindakan dalam merespon kehidupan. Kemerdekaan lahir ini diperoleh melalui pengajaran. Pengajaran adalah bagian dari proses pendidikan. Pengajaran adalah suatu transfer ilmu yang berfaedah bagi kecakapan anak baik lahir maupun batin. Murid-murid menerima informasi wawasan dan pengetahuan sebagai landasan atau pondasi pemahaman. Bagian yang menyerap pengetahuan kognitif yang berkaitan dengan bagian biologis dan menentukan karakter seseorang adalah bagian intelijibel yang menjadi bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif dalam menyerap pengetahuan. Dari pemahaman wawasan maka bertambahlah ilmu. Dengan bertambah ilmu maka bertambah pengetahuan, dari bertambah pengetahuan menuntun berperilaku budi pekerti yang luhur. 

Kemerdekaan batin bersumber dari pendidikan, di mana pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat pada murid  dengan batin yang hidup  memunculkan atau menumbuhkan pengembangan keterampilan hidup akan nilai-nilai yang kuat.

Ketika keterampilan hidup yang penuh sarat nilai-nilai, prinsip-prinsip baik yang dijalankan oleh seorang murid sebagai individu  harapannya keberhasilan individu yang merdeka secara lahir dan batin ini mengelompok menjadi komunitas dan pada akhirnya komunitas membudaya menjadi sebuah peradaban dalam sebuah negara. 

Pendidikan yang berpihak kepada murid melakukan pembelajaran dengan cara bermain. Karena hal ini sesuai dengan kodrat anak. Dengan bermain anak-anak mengekspresikan diri dan bergejolak jiwanya. Dengan permainan dan alat-alatnya seorang  anak bisa diketahui kecenderungan jiwanya lalu sebagai guru atau orang tua bisa mengarahkannya.

Pendidikan yang berpihak kepada murid perlu dilakukan sebagai jembatan menuju kemerdekaannya lahir dan batin. Pendidikan yang menyesuaikan dengan kebutuhan minat dan bakat diharapkan mampu menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki oleh anak. Potensi ini pasti memerlukan pendampingan dan pembelajaran yang menyenangkan dari guru secara terus-meneru, dengan ikhlas dan murni penuh kasih sayang dalam memberikan tuntunan terhadap kekuatan kodrat yang masih samar-samar yang dimiliki setiap anak agar anak dapat hidup selamat dan bahagia di dunianya, di lingkungannya sesuai dengan konteks sosial kultural tempat tinggalnya. 


Setelah mengetahui hal ini maka diperlukan pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak kepada murid melalui permainan-permainan sebagai bagian dari pembelajaran. Kelas mesti menyenangkan, interaktif, memberi kesempatan kepada murid untuk lebih mengekspresikan dirinya sesuai potensi minat dan bakatnya. Di sekolah berusaha memberi kesempatan tumbuhnya potensi melalui kegiatan-kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler.  Kegiatan pembelajaran di kelas yang menggunakan metode atau strategi-strategi baru untuk mengajak murid terlibat langsung sebagai subjek pembelajar. Dan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan abad 21 yang memerlukan keterampilan digital perlu diajarkan. Bekal ini sebagai modal ikut serta dalam kehidupan global dunia dengan tetap memegang teguh budaya Indonesia dan nilai Pancasila.

https://drive.google.com/drive/folders/1bKW-qNwDdX-Xq3DGxzk2BdUTQ-C1IHl5?usp=share_link


Ket: Murid melakukan presentasi dalam metode window shopping

Ket: Murid melakukan presentasi dalam metode window shopping











      Ket: Murid melakukan presentasi dalam metode window shopping


Monday, 24 October 2022

REFLEKSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan sesungguhnya harus mampu mengantarkan murid-murid menuju keselamatan dan kebahagiaan. Untuk dapat menuju ke sana pendidik harus mampu mengenali diri sebagai pendidik. Guru perlu memulai dengan mengenali dan memahami kelemahan dan kekuatan diri agar mampu mengoptimalisasi kelebihan pribadi untuk bekal mengenal karakteristik murid dan memunculkan kelebihan murid dengan harapan bisa membawa ke kebahagiaan hidup dan pada akhirnya menjadi manusia yang berdaya dan merdeka.


Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah memberikan tuntunan kepada seluruh atau segala kodrat yang ada pada murid, berupa kodrat keadaan,kodrat alam, kodrat zaman agar berkembang optimal sehingga bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Pada pendidikan diperlukan sebuah bagian yang disebut pengajaran. Yang mana pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu yang berbeda bagi kecakapan murid baik lahir maupun batin. Seorang pendidik perlu melakukan pendampingan secara utuh dan menyeluruh mendampingi murid dengan asas yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan asas trikonnya, kontinuitas, konvergensi dan konsentris. Pendampingan harus terus-menerus mampu membantu murid terbuka pada perubahan dan peradaban dunia namun tetap berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Pada akhirnya pengetahuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuju peningkatan kecerdasan budi pekerti. Berakhlak mulia dimulai dari berilmu, berilmu dimulai dari berpengetahuan, berpengetahuan dimulai dari belajar. Dengan tuntunan dan teladan dan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan murid diharapkan murid-murid mampu menemukan kecerdasan budi pekerti sebagai bekal hidup di masa depan dan mengantarkan menjadi manusia yang selamat dan bahagia.



Relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan saat ini memiliki relevansi dengan tujuan pendidikan nasional di mana tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta peradaban yang bermartabat dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu insan yang beriman serta bertakwa terhadap Tuhan yang maha esa serta berbudi pekerti luhur mempunyai pengetahuan serta keterampilan ,sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa 


Pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan saat ini masih sangat relevan pemikiran ini menyegarkan kembali makna pendidikan bahwa pendidikan adalah proses menuntun melatih dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, pemikiran dan perilaku. Pendidikan bukan hanya dikte,diktat atau tanya jawab,atau pengajaran bersifat verbalistik, murid hanya menerima informasi belaka atau transfer ilmu belaka. Namun pendidikan mempengaruhi perkembangan secara utuh sesuai kodratnya.


Relevansi pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara juga searah dengan kondisi alam Indonesia yang demikian beragam. Pendidikan murid-murid nelayan mestinya berbeda dengan pendidikan murid-murid yang ada di daerah pegunungan. Berbeda pula bagi murid-murid yang tinggal di daerah industri. Hal inilah yang sedang kita coba bersama bahwa murid-murid dengan keadaan kodrat alam yang berbeda tetap bisa mendapatkan pendidikan sesuai yang dibutuhkan, secara terus-menerus dengan tetap terbuka terbuka pada perubahan zaman serta tetap menjaga kebudayaan yang ada di dalam wilayahnya, dan bangsa Indonesia itu sendiri dan juga berkontribusi bagi peradaban dunia.

 

Konvergensi menjadi hal yang sangat relevan dengan kodrat zaman bahwa zaman yang serba digital harus dapat dikuasai atau dimiliki murid-murid. Perubahan zaman dengan pola, metode belajar yang berubah tentu disesuaikan untuk murid-murid sebagai bekal kecakapan hidup dan keterbukaan pada prubahan kondisi global.

Prinsip ing ngarso sung tulodo, ing madyo Mangun karso,tut Wuri Handayani sangat relevan dengan pendidikan saat ini sebagai pendidik tentu mesti berusaha menjadi teladan, perilakunya menjadi contoh ,tindak-tanduknya ditiru, hal ini berlaku bagi para pendidik dimanapun, dengan pelajaran apapun. Karena menurut saya pendidik adalah role model bagi muridnya. Pendidik juga harus mampu membangkitkan, memunculkan, melejitkan potensi, semangat, bakat dan kemampuan murid kejelian dan ketepatan bidik guru sangat diperlukan agar kelebihan atau potensi yang dimiliki murid mampu dimunculkan, diasah, dilatih hingga menjadi sebuah kecakapan hidup murid.


Mendidik juga berfungsi atau berperan memberi dorongan atau arahan,semangat bagi murid agar ketika murid memiliki hambatan atau halangan, murid tetap terus melaju terbang mencapai kesuksesan meskipun melewati proses yang sulit. Proses yang sulit inilah yang seringkali menjadi halangan murid putus asa dalam menjalani seluruh rangkaian pembelajaran. Maka sebagai guru perlu memiliki jiwa semangat kuat untuk terus-menerus mendorong murid-muridnya mencapai kesuksesan keselamatan dan kebahagiaan.


HARAPAN DAN EKPEKTASI


Sejauh ini saya selalu berusaha melaksanakan dan memiliki kemandirian belajar. Sebagai guru saya terus belajar berbenah diri dan mencoba up to date dengan perkembangan pendidikan demi menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan belajar murid yang sangat berbeda dengan masa di mana saya belajar saat kecil, tidak mudah memang tetapi ini akan terus diupayakan sebagai wujud pendidik yang selalu belajar meski sudah mengajar. Saya juga melakukan kemandirian belajar dengan terus menambah wawasan pengetahuan pendidikan dari berbagai sumber karena kekayaan wawasan menjadi salah satu bekal mendampingi murid, melatih diri sendiri atau mendidik murid.



Harapan yang ingin saya lihat pada diri sendiri adalah saya dapat memiliki kekayaan pengetahuan pemikiran pendidikan KHD. Pengetahuan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (murid khususnya) terbuka pada hal-hal baru pemikiran-pemikiran baru tanpa kehilangan kebudayaan bangsa Indonesia, mampu mendampingi dan mengantarkan murid-murid dengan ilmu-ilmu baru sebagai bekal hidup di masa datang.

Harapan berikutnya saya mampu memahami dan mengenal lebih dalam diri sendiri sebagai pendidik saya mampu menjadi guru yang mendampingi murid secara utuh dan menyeluruh hingga akhirnya ilmu yang diberikan kepada murid mampu mengantarkan murid-murid menjadi manusia yang selamat dan bahagia dunia dan akhirat

Harapan terhada murid adalah murid kooperatif, terbuka dengan perubahan cara belajar, menyiapkan diri secara mental dan fisik terhadap tuntutan yang akan membawa mereka dalam proses panjang sebagai pembelajar, selalu bersamangat, menjadi lebih senang belajar, merindukan belajar dan lebih betah belajar di sekolah, memahami dan menyadari fungsi digital dengan bijaksana dan tak lupa selalu menjaga budaya dan Pancasila milik bangsa Indonesia.


Harapan berikutnya adalah saya ingin belajar materi mengenal diri memahami diri sebagai pendidik,pada bab ini sebagai bagian mengenal lebih dalam terhadap diri sendiri karena sebelumnya saya hanya menganalisis versi diri sendiri seperti apa diri saya sebenarnya, mendapatkan panduan kegiatan- kegiatan menyenangkan bersama murid. Pada bab ini saya berharap sebagai bagian mengenal lebih dalam terhadap diri sendiri karena sebelumnya saya hanya menganalisis versi diri sendiri seperti apa diri saya sebenarnya. Semoga pembelajaran ini memberi manfaat dan kemajuan bagi pembelajaran di kelas khususnya sehingga ruang terdekat pendidikan yang berupa kelas atau sekolah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, belajar menjadi menyenangkan mengantarkan murid menuju generasi gemilang Indonesia.