Thursday, 23 February 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 PEMBELAJARAN DIFERENSIASI CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 2022


 KONEKSI ANTAR MATERI  MODUL 1.4  PEMBELAJARAN DIFERENSIASI  CALON GURU PENGGERAK  ANGKATAN 7 2022

        Bagi para calon guru penggerak pada kesempatan kali ini materi yang dipelajari semakin memberi tantangan. Materi ini berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran yang menunjukkan keberpihakan kepada murid. Memancing ketertarikan belajar murid. Pembelajaran yang menyenangkan, interaktif dan menyesuaikan dengan kondisi murid. Ini tentu sangat relevan dengan filosofi pendidikan berdasarkan pemikiran-pemikiran KHD tentang pendidikan. Menurut KHD pendidikan diberikan kepada murid sesuai kodrat alam dan zaman. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing, kepribadian yang dilatarbelakangi oleh berbagai aspek. Baik aspek alam, sosial dan yang paling berperan adalah lingkungan keluarga. 

        Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan sesungguhnya harus mampu mengantarkan murid-murid menuju keselamatan dan kebahagiaan. Untuk dapat menuju ke sana guru perlu mampu mengenali kebutuhan belajar dan mengoptimalisasi bakat minat murid. Guru harus mengenal karakteristik murid dan memunculkan kelebihan murid dengan harapan bisa membawa ke kebahagiaan hidup dan pada akhirnya menjadi manusia yang berdaya dan merdeka. 

        Dengan adanya keragaman murid di kelas memunculkan konsekuensi bagi guru untuk memberikan layanan kebutuhan belajar dengan cara yang beragam pula.  Kita sebagai guru memang perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengelolaan kelas dengan keragaman murid memerlukan keterampilan pedagogik dari guru. Yang diperlukan tentu mencari tahu atau mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan memetakan siswa berdasarkan kebutuhan belajar.

        Untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar guru perlu memahami latar belakang siswa. Siswa dengan latar belakang keluarga, ekonomi, lingkungan sosial yang berbeda membentuk kepribadian dengan kebutuhan belajar yang berbeda. Sedangkan pembelajaran sebelumnya bisa saja digunakan sebagai cara mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar atau mengetahui kesiapan belajar murid. Peran guru sangat membantu perkembangan anak supaya maksimal. Pembelajaran dengan keragaman kebutuhan belajar siswa menjadi sebuah tantangan bagi guru. Keragaman kebutuhan belajar memang perlu dilakukan sebagai sebuah perubahan cara guru dalam memberikan pembelajaran. Untuk melayani kebutuhan belajar siswa yang berbeda, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa menjadi meningkat. Dalam pembelajaran diferensiasi ini memberi ruang bagi guru mulai merubah pola pembelajaran yang lama ke pola baru dengan adanya pembelajaran diferensiasi. Meskipun penuh tantangan guru perlu terus berpikir positif saat mencoba implementasi pembelajaran diferensiasi. Sebab ketika murid belajar dengan nyaman, didukung semua ketertarikannya, dioptimalkan potensinya maka kelas menjadi aktif. Wellbeing tercipta dengan baik dan keberhasilan belajar diharapkan semakin meningkat.

         Dalam pembelajaran differensiasi guru memberikan strategi pembelajaran yang disesuaikan kebutuhan belajar tersebut. Inilah kenapa pembelajaran berdifferensiasi merupakan proses pembelajaran yg mencerminkan pemikiran KHD dimana belajar mengajar adalah bagian dari pendidikan, Ki Hajar menekankan bahwa pembelajaran berpusat pada murid, dengan memberikan penghormatan sepenuhnya pada siswa, menghamba pada murid dimana artinya adalah segala bentuk tuntunan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan belajar murid .

            Pembelajaran berdifferensiasi adalah pembelajaran yang proses pembelajarannya menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid dengan memberikan kesempatan pada murid untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa tersebut.

            Lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap kesuksesan ipenerapanpembelajaran differensiasi. Sebagai guru perlu mengupayakan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan yang kita sebut sebagai learning community adalah komunitas yang semua anggotanya para pembelajar. Sebuah  komunitas belajar yang dapat secara efektif mendukung implementasi pembelajaran berdiferensias Guru-guru akan memimpin murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktek-praktek yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar ini. Pembelajaran diferensiasi memiliki  karakteristik sebagai berikut :

A. Iklim belajar di kelas terasa sangat positif.

Kehadiran setiap orang akan dihargai dalam iklim ini. Bukan hanya terlihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyambut baik. Sikap saling menghargai, saling berbagi kebutuhan akan perasaan diterima dihormati apapun jenis kelamin, etnis budaya, kecepatan belajar, bahasa dan kepribadian yang dimiliki murid.  Ini menunjukkan bahwa dalam belajar muncul wellbeing. Budaya  positif terjaga dengan baik, setiap anak nyama dan aman dalam belajar.

B. Membantu setiap murid tumbuh semaksimal atau dengan scallfolding

Di  dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi tahu persis bahwa murid boleh bertanya jika membutuhkan bantuan, siapa saja yang butuh bantuan banyak, atau butuh bantuan lebih sedikit dan mencoba berbagai ide-ide kreatif. 

C. Perlakuan adil

Berarti  berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk tumbuh dan sukses. Murid  dan guru adalah sebuah tim yang berusaha untuk memastikan bahwa kelas berjalan dengan baik.

         Untuk memetakan kebutuhan belajar murid lewat 3 aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.  Kebutuhan belajar murid ini harus selalu menjadi dasar bagi praktek diferensiasi yang guru lakukan di kelas. Penjelasan tentang 3 aspek kebutuhan belajar sebagai berikut :

1. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru.

2. Minat merupakan suatu keadaan mental menunjukkan ketertarikan pada suatu hal dan kecenderungan keterlibatan pada waktu yang lama.

3. Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendasarinya diantaranya:

1. Lingkungan  belajar

2. Budaya  murid dalam belajar

3. Gaya  belajar. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: Visual, auditori dan kinestetik.

4.  Kecerdasan  majemuk (multiple intelligences): Dengan adanya kecerdasan majemuk sesungguhnya tidak ada murid yang memiliki satu kecerdasan, namun bisa saja kombinasi dari dua atau tiga jenis kecerdasan.

 

            Strategi diferensiasi yang bisa guru lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan menentukan strategi diferensiasi yang ingin dilakukan. Diferensiasi itu sendiri bisa kita lakukan dalam beberapa strategi. Yaitu:

A. Diferensiasi konten 

Makna konten itu sendiri adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan minat atau profil belajar murid yang berbeda atau juga terhadap kombinasi dari kesiapan minat dan profil belajar murid.

B. Diferensiasi proses 

Diferensiasi proses yaitu proses yang mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Yang diperlukan adalah bagaimana kebutuhan tersebut bisa dipenuhi caranya, proses seperti apa yang perlu disiapkan agar kita mengetahui bahwa setiap murid belajar apakah murid-murid kita akan bekerja mandiri atau dalam kelompok. Kita perlu juga berpikir tentang seberapa banyak jumlah bantuan yang kita berikan kepada murid-murid kita. Siapa saja yang memerlukan banyak bantuan. Siapa yang cukup kita berikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa bekerja dengan mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran yang dirancang.

C. Diferensiasi produk 

Strategi diferensiasi yang ketiga yaitu diferensiasi produk. Ketika kita bicara tentang diferensiasi produk maka kita akan memikirkan tentang tagihan apa yang gutu harapkan dari murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada guru. Produk ada yang wujudnya berbentuk karangan atau tulisan atau hasil tes atau pertunjukan atau presentasi atau pidato, rekaman, diagram dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan dengan tujuan pembelajaran. Dari ketiga strategi guru bisa saja menggunakan salah satu atau dua macam jenis strategi. Tidak selalu ketiganya. Dan melakukannya dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, bukan sekedar yang penting ada seolah-olah telah menjalankan seluruh stategi demi memuaskan administrasi.

Pembelajaran berdiferensiasi produk perlu memperhatikan dua hal yaitu:

1. Memberikan  tantangan dan keragaman atau variasi

2. Memberikan murid pilihan bagaimana murid dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi atau kualitas produk yang diharapkan dari murid. maka guru  tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas yang diharapkan dari produk tersebut.

 

        Pada pembelajaran diferensiasi hal penting berikutnya adalah peniilaian. Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada penilaian. Penilaian formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh karena itu, guru dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran

Di dalam kelas, guru dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:

Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut
sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)

Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif

Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-
murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat
berfungsi sebagai penilaian formatif.

Dengan penjelasan diatas guru perlu terus mengasah ketrampilan dalam menilai dan menganalisa hasil penilaian agar pembelajaran berdiferensiasi berjalan dengan baik dan efektif. Pembelajaran diferensiasi memang membutuhkan kekuatan diri seorang guru, karena ini penuh tantangan dan menguji percaya diri seorang guru menjadi guru kreatif dan inovatif.


0 comments:

Post a Comment