KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 PEMBELAJARAN DIFERENSIASI CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 2022
Bagi para
calon guru penggerak pada kesempatan kali ini materi yang dipelajari semakin
memberi tantangan. Materi ini berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran yang menunjukkan keberpihakan kepada murid. Memancing ketertarikan
belajar murid. Pembelajaran yang menyenangkan, interaktif dan menyesuaikan
dengan kondisi murid. Ini tentu sangat relevan dengan filosofi pendidikan
berdasarkan pemikiran-pemikiran KHD tentang pendidikan. Menurut KHD pendidikan
diberikan kepada murid sesuai kodrat alam dan zaman. Setiap anak memiliki
keunikan masing-masing, kepribadian yang dilatarbelakangi oleh berbagai aspek.
Baik aspek alam, sosial dan yang paling berperan adalah lingkungan keluarga.
Pemikiran Ki
Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan sesungguhnya harus
mampu mengantarkan murid-murid menuju keselamatan dan kebahagiaan. Untuk dapat
menuju ke sana guru perlu mampu mengenali kebutuhan belajar dan
mengoptimalisasi bakat minat murid. Guru harus mengenal karakteristik murid dan
memunculkan kelebihan murid dengan harapan bisa membawa ke kebahagiaan hidup
dan pada akhirnya menjadi manusia yang berdaya dan merdeka.
Dengan adanya
keragaman murid di kelas memunculkan konsekuensi bagi guru untuk memberikan layanan
kebutuhan belajar dengan cara yang beragam pula. Kita sebagai guru memang
perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang
memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa
yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengelolaan
kelas dengan keragaman murid memerlukan keterampilan pedagogik dari guru. Yang
diperlukan tentu mencari tahu atau mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan memetakan siswa berdasarkan kebutuhan
belajar.
Untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar guru perlu memahami latar belakang siswa.
Siswa dengan latar belakang keluarga, ekonomi, lingkungan sosial yang berbeda
membentuk kepribadian dengan kebutuhan belajar yang berbeda. Sedangkan
pembelajaran sebelumnya bisa saja digunakan sebagai cara mengidentifikasi dan
memetakan kebutuhan belajar atau mengetahui kesiapan belajar murid. Peran
guru sangat membantu perkembangan anak supaya maksimal. Pembelajaran
dengan keragaman kebutuhan belajar siswa menjadi sebuah tantangan bagi guru. Keragaman
kebutuhan belajar memang perlu dilakukan sebagai sebuah perubahan cara guru
dalam memberikan pembelajaran. Untuk melayani kebutuhan belajar siswa yang
berbeda, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa menjadi meningkat. Dalam
pembelajaran diferensiasi ini memberi ruang bagi guru mulai merubah pola
pembelajaran yang lama ke pola baru dengan adanya pembelajaran diferensiasi.
Meskipun penuh tantangan guru perlu terus berpikir positif saat mencoba
implementasi pembelajaran diferensiasi. Sebab ketika murid belajar dengan
nyaman, didukung semua ketertarikannya, dioptimalkan potensinya maka kelas
menjadi aktif. Wellbeing tercipta dengan baik dan keberhasilan belajar
diharapkan semakin meningkat.
Dalam pembelajaran differensiasi guru memberikan strategi pembelajaran yang disesuaikan kebutuhan belajar tersebut. Inilah kenapa pembelajaran berdifferensiasi merupakan proses pembelajaran yg mencerminkan pemikiran KHD dimana belajar mengajar adalah bagian dari pendidikan, Ki Hajar menekankan bahwa pembelajaran berpusat pada murid, dengan memberikan penghormatan sepenuhnya pada siswa, menghamba pada murid dimana artinya adalah segala bentuk tuntunan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan belajar murid .
Pembelajaran
berdifferensiasi adalah pembelajaran yang proses pembelajarannya menyesuaikan
dengan kebutuhan belajar murid dengan memberikan kesempatan pada murid untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil
belajar siswa tersebut.
Lingkungan
belajar sangat berpengaruh terhadap kesuksesan ipenerapanpembelajaran
differensiasi. Sebagai guru perlu mengupayakan menciptakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi harus
dibangun dengan yang kita sebut sebagai learning community adalah komunitas
yang semua anggotanya para pembelajar. Sebuah komunitas belajar yang dapat secara efektif
mendukung implementasi pembelajaran berdiferensias Guru-guru akan memimpin
murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktek-praktek yang saling
mendukung tumbuhnya lingkungan belajar ini. Pembelajaran diferensiasi memiliki karakteristik sebagai berikut :
A. Iklim belajar
di kelas terasa sangat positif.
Kehadiran setiap
orang akan dihargai dalam iklim ini. Bukan hanya terlihat dari sikap dan
tindakan guru yang ramah dan menyambut baik. Sikap saling menghargai, saling
berbagi kebutuhan akan perasaan diterima dihormati apapun jenis kelamin, etnis
budaya, kecepatan belajar, bahasa dan kepribadian yang dimiliki murid. Ini menunjukkan bahwa dalam belajar muncul
wellbeing. Budaya positif terjaga dengan
baik, setiap anak nyama dan aman dalam belajar.
B. Membantu
setiap murid tumbuh semaksimal atau dengan scallfolding
Di dalam kelas yang mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi tahu persis bahwa murid boleh bertanya jika
membutuhkan bantuan, siapa saja yang butuh bantuan banyak, atau butuh bantuan
lebih sedikit dan mencoba berbagai ide-ide kreatif.
C. Perlakuan adil
Berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan
apa yang ia butuhkan untuk tumbuh dan sukses. Murid dan guru adalah sebuah tim yang berusaha untuk
memastikan bahwa kelas berjalan dengan baik.
Untuk memetakan kebutuhan belajar murid lewat 3 aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Kebutuhan belajar murid ini harus selalu menjadi dasar bagi praktek diferensiasi yang guru lakukan di kelas. Penjelasan tentang 3 aspek kebutuhan belajar sebagai berikut :
1. Kesiapan
belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep,
atau keterampilan baru.
2. Minat merupakan
suatu keadaan mental menunjukkan ketertarikan pada suatu hal dan kecenderungan
keterlibatan pada waktu yang lama.
3. Profil
Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik
belajar.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendasarinya diantaranya:
1. Lingkungan belajar
2. Budaya murid dalam belajar
3. Gaya belajar. Secara umum gaya belajar ada
tiga, yaitu: Visual, auditori dan kinestetik.
4. Kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Dengan
adanya kecerdasan majemuk sesungguhnya tidak ada murid yang memiliki satu
kecerdasan, namun bisa saja kombinasi dari dua atau tiga jenis kecerdasan.
Strategi
diferensiasi yang bisa guru lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan
menentukan strategi diferensiasi yang ingin dilakukan. Diferensiasi itu sendiri
bisa kita lakukan dalam beberapa strategi. Yaitu:
A. Diferensiasi
konten
Makna konten
itu sendiri adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat
dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan minat atau profil belajar
murid yang berbeda atau juga terhadap kombinasi dari kesiapan minat dan profil
belajar murid.
B. Diferensiasi
proses
Diferensiasi
proses yaitu proses yang mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau
memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Yang diperlukan adalah
bagaimana kebutuhan tersebut bisa dipenuhi caranya, proses seperti apa yang
perlu disiapkan agar kita mengetahui bahwa setiap murid belajar apakah
murid-murid kita akan bekerja mandiri atau dalam kelompok. Kita perlu juga
berpikir tentang seberapa banyak jumlah bantuan yang kita berikan kepada
murid-murid kita. Siapa saja yang memerlukan banyak bantuan. Siapa yang cukup
kita berikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa
bekerja dengan mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian
dari skenario pembelajaran yang dirancang.
C. Diferensiasi
produk
Strategi
diferensiasi yang ketiga yaitu diferensiasi produk. Ketika kita bicara tentang
diferensiasi produk maka kita akan memikirkan tentang tagihan apa yang gutu
harapkan dari murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang
harus ditunjukkan oleh murid kepada guru. Produk ada yang wujudnya berbentuk
karangan atau tulisan atau hasil tes atau pertunjukan atau presentasi atau
pidato, rekaman, diagram dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus
mencerminkan pemahaman murid dan dengan tujuan pembelajaran. Dari ketiga
strategi guru bisa saja menggunakan salah satu atau dua macam jenis strategi. Tidak
selalu ketiganya. Dan melakukannya dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,
bukan sekedar yang penting ada seolah-olah telah menjalankan seluruh stategi
demi memuaskan administrasi.
Pembelajaran
berdiferensiasi produk perlu memperhatikan dua hal yaitu:
1. Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
2. Memberikan murid
pilihan bagaimana murid dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat
penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi atau kualitas
produk yang diharapkan dari murid. maka guru
tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas yang
diharapkan dari produk tersebut.
Pada
pembelajaran diferensiasi hal penting berikutnya adalah peniilaian. Praktik
pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada penilaian. Penilaian formatif
memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh karena
itu, guru dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan
melibatkan murid dalam pembelajaran
Di dalam
kelas, guru dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:
Assessment
for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut
sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)
Assessment of
learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
Assessment as
learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-
murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat
berfungsi sebagai penilaian formatif.
Dengan penjelasan diatas guru perlu terus mengasah ketrampilan dalam menilai dan menganalisa hasil penilaian agar pembelajaran berdiferensiasi berjalan dengan baik dan efektif. Pembelajaran diferensiasi memang membutuhkan kekuatan diri seorang guru, karena ini penuh tantangan dan menguji percaya diri seorang guru menjadi guru kreatif dan inovatif.











