Bismillahirrohmanirrohim
Selamat belajar kembali setelah istirahat sejenak libur
semester 1. Semoga tetap dalam kesehatan dan keselamatan karena kita masih
melaksanakan kegiatan dengan PJJ. Virus covid 19 masih belum mereda. Tapi kita
tidak boleh menyerah, harus saling menjaga dan saling menguatkan. Sambil terus berdoa semoga Allah SWT memberi
pertolongan bagi kita semua untuk keluar dari krisis ini. Tiada daya upaya dan
kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan
Allah
Materi selanjutnya di semester II PAI bagi kelas 9 SMP adalah tentang toleransi
dan saling menghargai. Ayat yang kita pelajari adalah Q.S. Al Hujurat/49 : 13.
Bunyi ayatnya adalah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم
مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٞ( Q.S. Al Hujurat/49:13)
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Secara
bahasa toleransi berarti
tenggang rasa. Secara istilah, toleransi adalah sikap menghargai dan
menghormati perbedaan
antarsesama manusia
Allah Swt. menciptakan mahkluknya memang berbeda satu sama
lain. Perbedaan tersebut merupakan sunnatullah (hukum alam) yang berlaku bagi
semua makhluk-Nya. Justru dengan perbedaan itulah hidup ini menjadi indah,
harmonis, dan teratur. Ibarat sebuah bangunan rumah, semua bagian dari bangunan
tersebut berbeda satu sama lain.
Perbedaan agama dan keyakinan di Indonesia sudah ada sejak
zaman nenek moyang kita dahulu. Saat ini ada enam agama di Indonesia, yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Setiap agama memiliki
kitab suci dan ajaran masing-masing, yang sudah barang tentu berbeda satu sama lain.
Bahkan dalam satu agama pun terkadang muncul perbedaan dalam hal-hal tertentu.
Namun, kita tidak boleh membesar-besarkan perbedaan tersebut, sebab hal ini
akan memicu kon!ik antar umat yang seagama, dan antarumat yang berbeda agama.
Kita harus menjunjung tinggi toleransi, baik toleransi antarumat yang seagama maupun
dengan umat yang berbeda agama.
Pada bab ini tujuan
akhir adalah kita memiliki sikap mulia yang didasarkan dari ayat diatas. Sikap mulia
tersebut diantarnya:
·
Menghormati sesama umat
Islam.
·
Menghormati umat agama lain
·
Cinta Damai.
·
Demokratis.
·
Menghargai perbedaan.
Untuk membentuk sikap mulia diatas, mari sejenak melihat
peristiwa-peristiwa intoleransi di Indonesia. Negara kita yang memiliki banyak
suku, ras dan agama. Kasus bentrok sebab perbedaan agama membuat luka bagi
persaudaraan kemanusiaan dan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa
kita. Bahkan yang lebih menyakitkan saat ini sepanjang tahun 2020 antar muslim
terjadi konflik. Toleransi menjadi barang mahal yang sulit didapatkan. Hanya karena banyaknya orang-orang yang senang memaksakan
pendapat beragamanya. Ditambah media social menjadi akses yang tidak digunakan
secara bijak semakin mengikis toleransi antar umat dan sesama umat. Betapa
banyak fanspage yang didalamnya komentar yang kata yang saling menyudutkan,
mencaci, melabel buruk hingga mengatakan hal buruk seolah lupa bahwa kita semua
bersaudara. Sudah seharusnya kita menjaga perasaan orang lain, menolong dan
saling membantu dengan dasar kemanusiaan meski agama dan kepercayaan kita
berbeda.
Lalu apa yang sesungguhnya harus kita perbaiki? Sesuai ayat
Q.S Al Hujurat/49: 13 kita belajar,
hendaknya memahami segala
perbedaan yang telah diciptakan Allah SWT dengan cara pandang positif.
Perbedaan tidak perlu dibesar-besarkan.
Toleransi antarsesama muslim berarti menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya,
perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih. Sebagian umat Islam
melaksanakan salat tarawih delapan rakaat ditambah tiga rakaat salat witir,
sebagian yang lain melaksanakan dua puluh rakaat ditambah tiga rakaat salat witir.
Kedua pendapat ini harus dihargai dan dihormati karena masing-masing memiliki
dasar masingmasing. Adapun yang dimaksud toleransi kepada nonmuslim yaitu
menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan
keyakinannya masing-masing. Memberi
kesempatan beribadah dan hidup bermasyarakat secara tenang tanpa diganggu. Rasulullah
saw. telah mencontohkan toleransi antarumat beragama, baik ketika beliau di
Mekah maupun di Madinah. Di Madinah Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi
kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing.
Toleransi dilakukan pada masalah-masalah kemanusiaan, bukan toleransi dalam bidang akidah dan ibadah. Masalah
aqidah dan ibadah harus sesuai dengan agamanya masing-masing
Dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan
dengan sikap-sikap
sebagai berikut.
a) Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.
b) Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat
lain.
c) Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
d) Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoasesuai agamanya
masing-masing.
e) Memberikan kesempatan untuk melaksana-kan ibadah bagi
nonmuslim.
f) Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
g) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
h) Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
i) Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah
Kepada umat agama lain, Islam mengajarkan untuk toleransi.
Dalam Islam tidak ada ajaran supaya membenci atau memusuhi umat agama lain.
Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dalam suasana damai, rukun,
dan saling. Rasulullah saw. dan umat Islam sudah mencontohkan toleransi antarumat
beragama pada waktu berada di Madinah. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi
kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing.
Saat ini kita harus menyadari bahwa intoleransi tidak boleh ada di Nusantara.
Agar terwujud kedamaian di Indonesia.
Untuk menambah refensi Bab Toleransi silahkan baca buku digital https://cendikia.kemenag.go.id/publik. Selamat belajar.










