Koneksi Antar Materi
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Universal Sebagai Pemimpin
Oleh : NUR MUARIFAH
Dalam mendidik, guru merupakan pemimpin. Sebagai pemimpin pembelajaran atau sebagai pemimpin satuan pendidikan. Sebagai pemimpin artinya menjadi pusat pelaksana kegiatan. Tentu ini sangat erat kaitannya dengan Trilogi filosofi Ki Hajar Dewantara yang berbunyi; Ing Ngarso Sung Tulodho,Ing Madyo Mangun karso dan Tut Wuri Handayani. Sang pemimpin saat di depan dia adalah sosok panutan yang ditiru, artinya guru harus menunjukkan contoh bagi yang dipimpin. Saat di tengah guru/pemimpin membangun semangat, membangkitkan potensi, ide-ide atau gagasan yang dimiliki para murid. Dan di belakang seorang guru/pemimpin memberi dorongan semangat bagi orang lain. Sebagai pemimpin saat mengambil keputusan baik di kelas atau di luar kelas sudah tentu perlu menyesuaikan diri, mengembangkan diri dan menyiapkan diri dengan prinsip trilogi Ki Hajar Dewantara.
Prinsip-prinsip di dalam mengambil keputusan seorang pemimpin akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang diyakininya. Nilai-nilai ini berkaitan dengan kematangan sosial emosional, pengalaman, latihan, latar belakang hingga kepribadian seseorang. Semua itu menentukan sikap perilaku seseorang ketika menghadapi masalah hingga saat mengambil keputusan atas sebuah masalah. Sebagai guru penggerak kita perlu mengingat bahwa seorang guru dalam hal ini sebagai pemimpin pembelajaran perlu selalu mengingat nilai dan perannya yaitu bahwa guru harus mandiri, kreatif, reflektif, kolaboratif dan berpihak terhadap murid. Nilai dan peran ini akan mempengaruhi seorang pemimpin dalam bersikap ketika menghadapi masalah dilema etika atau bujukan moral.
Didalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat dibantu dengan melakukan teknik coaching . Dengan teknik coaching seseorang yang sedang dalam mengalami sebuah masalah dapat belajar berpikir kreatif, potensi menjadi muncul dan menemukan solusi. Teknik coaching ini membutuhkan keterampilan komunikasi. Dan keterampilan komunikasi dalam coaching dapat dibantu dan dilatih melalui coaching model Tirta dengan tahapan berupa; menentukan tujuan, mengidentifikasi masalah, menetapkan rencana aksi dan menjalankan aksi dengan tanggung jawab. Sehingga seorang pemimpin di dalam mengambil keputusan dapat memberikan solusi yang memberikan kenyamanan dan suasana yang kondusif.
Sebagai seorang guru dalam menjalankan perannya terkadang menghadapi masalah yang dilematis. Ketika mengalami masalah dilema etika( situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara 2 hal benar) atau bujukan moral( situasi seseorang mengambil keputusan antara benar dan salah) maka perlu memahami 4 paradigma dilema etika yaitu;
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Seringkali tanpa disadari sesungguhnya para pemimpin sudah mengenal atau bahkan menjalani prinsip pengambilan keputusan. Ini yang seringkali digunakan sampai tidak perlu berpikir atau membutuhkan pengujian lagi dalam melakukannya seperti misalnya,melakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang, yang selanjutnya kita kenal dengan berpikir berbasis hasil akhir atau end base thinking, mengikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan yang selanjutnya dikenal dengan berpikir berbasis peraturan atau rule base thinking. Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang kita harapkan orang lain lakukan juga terhadap kita, yang kita kenal dengan berpikir berbasis rasa peduli atau care base thinking.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin memerlukan langkah-langkah yang akan membantu mempermudah mengambil keputusan. Berikut 9 langkah-langkahnya;
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
mengumpulkan fakta-fakta
Pengujian benar atau salah(Uji Legal,Uji Regulasi/Standar Profesional,uji intuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Melakukan Prinsip Resolusi
Investigasi Opsi Trilema
Buat Keputusan
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Sebagai jawaban atas berbagai kasus dilema etika atau bujukan moral yang ada selama itu pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal kepentingan murid dan rasa tanggung jawab. Puncak yang tertinggi adalah berpihak pada anak sesuai dengan kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap keputusan itu. Berikutnya dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang diambil karena tidak ada keputusan yang bisa mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan.
Salah satu kompetensi kepemimpinan sekolah meliputi kategori pengembangan diri dan orang lain. Dan ini merupakan tantangan yang harus dilakukan, diperbaiki dan dikembangkan. Dalam pengembangan diri dan orang lain yaitu menunjukkan kematangan spiritual moral dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik. Indikatornya adalah;
Mengaktualisasikan makna tujuan dan pandangan hidup pimpinan sekolah berdasarkan keyakinannya terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Mengelola emosi agar berdampak positif dalam kepemimpinan sekolah
Menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan
Melaksanakan perilaku kerja dan praktik kepemimpinan yang mengacu pada kode etik
Menerapkan strategi untuk menghindari pelanggaran kode etik dan konflik terpentingnya
Konsep-konsep utama modul ini yang harus diingat adalah bahwa sekolah sebagai institusi yang menanamkan nilai-nilai kebajikan universal di sekolah. Di dalam pelaksanaanya pengambilan keputusan bertujuan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Maka dari itu pembelajaran yang dilakukan terjawab dalam pembelajaran differensiasi. Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus mampu memutuskan apa model pembelajaran, strategi, metode, atau media yang dibutuhkan murid. Pembelajaran differensiasi menjadi solusi bagi murid yang memiliki keberagaman dalam belajar.
Pengambilan keputusan dalam pembelajaran oleh seorang guru akan sangat mempengaruhi masa depan murid. Keputusan seorang guru dalam mendidik, mendampingi dan memberi dorongan semangat murid Kemampuan murid menghadapi masa depan ditentukan oleh seberapa tinggi atau kuatnya semangat belajar, belajar berpikir kritis, memiliki daya lenting terhadap stress, hingga active learning sebagai implementasi growth mindset. Inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru dalam mendidik muridnya, bagaimana agar mendidik muridnya memiliki kompetensi yang dibutuhkan di masa depan..
Dengan mempelajari konsep pengambilan keputusan menambah wawasan bagi seorang guru yang menjalankan perannya baik sebagai pemimpin pembelajaran atau pemimpin satuan pendidikan. Ini penting bagi pemimpin sebagai dasar saat menghadapi masalah.
Filosofi pemikiran pendidikan KHD menjadi dasar pembelajaran yang bermakna bagi murid. Keberpihakan kepada murid pada segala hal yang berkaitan pada pendidikan akan sangat bermanfaat pada kemerdekaan belajar murid yang sesungguhnya memiliki kodrat zaman dan kodrat alam yang berbeda. Keberpihakan pada murid pada pengambilan keputusan memberi ruang bagi murid berkembang dan dididik dengan cara yang tepat. Pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh kematangan sosial emosional seseorang. Sehingga pembelajaran yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional akan memberi dampak yang baik bagi murid di masa depan sebagai pemimpin. Minimal pemimpin bagi diri sendiri.
Modul tentang pengambilan keputusan sangat penting dan bermanfaat bagi pemimpin. Materi ini menjadi dasar bagi para guru melakukan pengambilan keputusan yang memperkuat latihan dan pengalaman ketika menemui masalah baik dilema etika atau bujukan moral.




.png)









